Minggu, 25 April 2010

40 Persen Siswa SMK Tidak Lulus
SMKN 4 dan SMKN 7 Makassar Penyumbang Terbesar

MAKASSAR -- Ujian Nasional (UN) memakan korban. Kurang lebih 40 persen siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Makassar tidak lulus ujian dan mesti bersiap diri mengikuti UN susulan pada 14-17 Mei mendatang. Yang mengejutkan, sejumlah SMK favorit justru mencatat rekor sebagai penyumbang peserta terbanyak tidak lulus.

Dua SMK yang paling parah tingkat ketidaklulusan siswanya adalah SMKN 4 Makassar dan SMKN 7 Makassar. Di SMK 7 Makassar, misalnya, dari 242 siswa yang ikut ujian, hanya 87 orang di antaranya yang dinyatakan lulus. Selebihnya, mesti ikut UN susulan untuk mencoba peruntungan kedua.

Kondisi yang sama parahnya terjadi di SMKN 4 Makassar. Dari 364 siswa yang ikut UN, 200 orang di antaranya dinyatakan tidak lulus. Artinya, hanya 64 orang saja yang berhasil melewati UN utama.

Kepala Dinas Pendidikan Makassar, Natsir Azis kepada Fajar malam tadi mengatakan, ketidaklulusan SMK tahun ini memang tergolong paling parah. Luar biasanya, kata Natsir, karena kondisi serupa nyaris terjadi di seluruh Sulsel dan bahkan di seluruh Indonesia.

Dia menambahkan, berdasarkan hasil evaluasi Dinas Pendidikan Makassar, ketidaklulusan siswa SMK itu dipicu anjloknya nilai ujian matematika. Nyaris semua yang tidak lulus disebabkan nilai matematikanya yang merah.

Kelulusan SMK itu justru bertolak belakang dengan tingkat kelulusan SMA. Khusus di Makassar, tingkat kelulusan SMA tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu. Jika tahun lalu terdapat sekira 16 persen yang tidak lulus maka tahun ini menurun signifikan. “Tahun ini, angka ketidaklulusan tinggal kurang lebih 9 persen saja,” jelasnya.

Kepala SMKN 4 Makassar, Asnah Baharuddin yang dihubungi malam tadi langsung menunjuk beredarnya kunci jawaban palsu sebagai biang kerok. Menurutnya, kunci jawaban palsu tersebut menjadi salah satu indikasi menurunnya tingkat kepercayaan diri siswa.

Padahal, lanjutnya, siswa telah diberi metode pendidikan berstandar nasional. Ada bimbingan belajar di luar jadwal mata pelajaran utama, mengikutsertakan mereka try out, serta memberikan kesempatan belajar dari lembaga luar sekolah.

Terpisah, Kepala SMKN 7 Makassar, Arifin Jawadil mengaku kaget dengan banyaknya siswa di sekolahnya yang tidak lulus UN utama. Dia mengaku belum tahu secara persis penyebab 155 dari 242 siswa di sekolahnya tidak lulus UN.

Sama seperti Amal Natsir, Arifin menunjuk mata pelajaran matematika sebagai penyebab utama banyaknya siswa SMKN 7 yang gagal di UN utama. “Yang pasti bukan hanya sekolah kami yang tinggi angka ketidaklulusannya. Ini terjadi secara merata di seluruh Sulsel dan bahkan secara nasional,” kilah Arifin.

Untuk tingkat Kota Makassar, SMKN 8 meraih hasil yang lebih bagus. Pada saat tingkat ketidaklulusan SMK lain tinggi, di sekolah ini justru tingkat kelulusannya mencapai 87,75 persen.
Wakil Kepala SMKN 8, Ngadimin, mengaku gembira dengan prestasi itu. Sekolah itu, katanya, pernah mengalami nasib buruk serupa tahun 2007. Kasus itu menjadi pelajaran untuk berbenah dan hasilnya sudah tampak sekarang.

Baik Arifin maupun Asnah mengaku akan menggenjot anak didiknya menjelang ujian tahap kedua alias UN susulan. Harapannya, semua siswa yang tidak lulus pada ujian tahap pertama (UN utama), bisa lulus pada ujian berikutnya.

Kepala Dinas Pendidikan Makassar, Natsir Azis, juga berharap seperti itu. Dia mengatakan seluruh sekolah yang banyak siswanya tidak lulus harus memberikan bimbingan khusus kepada calon peserta ujian susulan.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh kepada wartawan di Jakarta kemarin, menginstruksikan sekolah-sekolah yang banyak siswanya gagal di UN utama, untuk segera memberikan konseling. Nuh juga menyarankan agar sekolah bekerja sama dengan perguruan tinggi (PT) setempat. ”Mereka (PT) bisa mengerahkan beberapa mahasiswa jurusan psikologi untuk membantu konseling,” tandasnya.

Pada kesempatan sama, mendiknas juga menyampaikan bahwa meski persentase kelulusan UN tahun ini menurun, nilai UN siswa SMA/MA/SMK mengalami peningkatan ratar-ata nasional dibanding tahun lalu. Jika tahun sebelumnya rata-rata nilai UN hanya 7,25, tahun ini rata-ratanya mencapai 7,29.

Masih menurut mendiknas, secara nasional pula, Bali mampu mempertahankan prestasi sebagai provinsi terbaik nasional. Dari 34 provinsi di Indonesia, nilai rata-rata UN memang masih dipegang Bali dengan nilai 8,08. Tetapi, nilai rata-rata itu masih lebih rendah bila dibandingkan tahun lalu yang mencapai 8,14.

Nilai rata-rata UN tertinggi berikutnya ditempati Provinsi Jawa Barat, Sumatera Selatan, Jawa Timur, dan Sumatera Utara. Di Provinsi NTT, nilai rata-rata UN jauh terpuruk dengan menduduki peringkat terakhir dari seluruh provinsi di Indonesia, yakni 5,64. Sulsel sendiri mengalami peningkatan lumayan dengan menembus peringkat 18 dari tahun lalu yang masih bermain di kelompok 20 besar.
10 Ribu Siswa Sulsel Tak Lulus UN SMA

Makassar,- Hasil ujian nasional (UN) 2010 tingkat sekolah menengah atas (SMK)/sederajat untuk wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) akan diumumkan, Senin (26/4).

Data yang dilansir Dinas Pendikan Nasional (Diknas) Sulsel menyebutkan, sebanyak 10.211 siswa peserta UN tidak lulus dan dijadwalkan harus ikut ujian ulangan yang dijadwalkan berlangsung 10-14 Mei nanti.
Mereka harus mengikuti ujian ulangan untuk bisa mencapai nilai standar UN 5,50. UN di Sulsel diikuti sekitar 56.950 siswa SMA, 11.298 madrasah aliyah (MA), dan 25.389 siswa sekolah menengah kejuruan (SMK).
Ketua Panitia UN Provinsi Sulsel Abdullah Parewe, Minggu (25/4), mengatakan, hasil penilaian UN utama sudah terdistribusi ke semua kepala sekolah melalui bidang pendidikan menengah umum (dikmenum).
Khusus pengumuman hasil UN SMA/sederajat untuk KotaMakassar akan dilansir di Tribun Timur, hari ini.
Sementara tngkat kelulusan UN SMA di Makassar tahun ini mencapai 90,18 persen atau 10.775 siswa dari total 11.948 siswa SMA yang ikut UN.
Angka kelulusan SMA lebih tinggi dibanding tingkat kelulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang hanya 79,93 persen. Sementara kelulusan tingkat madrasah aliyah (MA) baik swasta dan negeri di angka 80,88 persen.
"Tingkat kelulusan SMA mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Yang anjlok malah SMK," kata Ketua Ujian Nasional (UN) Makassar, Ismunandar, di SMKN 6 Makassar, kemarin.
Kepala Badan Litbang Kementerian Pendidikan Nasional RI, Prof Dr Mansyur Ramly, mengatakan, selain menempati urutan ke-18 dengan jumlah yang lulus diperkirakan sebesar 86,6 persen, nilai rata-rata Sulsel sekitar 7,4 atau berada urutan ke-11 secara nasional.
Di atas Sulsel ada Bali yang mendapat peringkat terbaik. Kemudian disusul Sumut, Riau, Jatim, Jabar, Lampung, Bengkulu, Jambi dan Sulawesi Utara (Sulut).
Pengulangan
Parewe menegaskan siswa yang tidak lulus UN utama belum bisa dikatakan tidak lulus sekolah. Karena mereka diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian ulangan.
"Jadi istilahnya pengulangan, bukan tidak lulus. Yang bersangutan masih diberikan kesempatan untuk belajar sampai pelaksanaan ujian ulangan," jelasnya.
Dinas Diknas Sulsel menargetkan tingkat kelulusan siswa SMA di daerah ini mencapai 97 persen setelah ujian ulangan nanti atau Atau meningkat sebesar empat persen dari tingkat kelulusan tahun 2009 lalu yang berkisar 93 persen.
UN Utama
Dari 10.211 siswa yang harus mengikuti ujian ulangan sebanyak 2.630 siswa di antaranya untuk jurusan ilmu pengetahuan alam (IPA).
Sebanyak 33.333 peserta jurusan IPA mengikuti UN utama yang tersebar di 501 SMA dan MA penyelenggara ujian di 24 kabupaten/ kota Se-Sulsel. Sedangkan jurusan IPS mencapai 5.502 peserta dan jurusan bahasa sebanyak 2.079 siswa.
Parewe menjelaskan penetapan kelulusan terakhir ditentukan melalui rapat dewan guru di satuan tingkat pendidikan dengan memperhatikan tiga komponen penilaian utama.
Yakni penilaian hasil UN yang dilansir hari ini maupun pasca ujian ulangan, penilaian prestasi anak di sekolah, dan komponen sikap, perilaku, moral, anak didik selama menempuh pendidikan di sekolah.
UN Ulangan
Data Dinas Diknas Sulsel menyebutkan kabupaten/ kota yang terbanyak siswanya harus mengikuti ujian ulangan untuk jurusan IPS yakni Kota Makassar dengan 652 siswa.
Disusul Kabupaten Bulukumba dengan 568 siswa, Maros 451 siswa, Sinjai 364 siswa, serta Gowa 302 siswa. Sedangkan untuk kabupaten terbaik dengan tingkat ketidaklulusan UN jurusan IPS terendah yakni Toraja Utara 43 siswa, Wajo 85 peserta, serta Soppeng 82 siswa.
"Bukan berarti presentase tingkat kepesertaan untuk ujian ulangan tinggi karena jumlah peserta UN-nya juga besar. Makassar, misalnya, menjadi daerah dengan jumlah peserta UN terbanyak di Sulsel. Bisa jadi daerah lain jumlah pesertanya juga lebih kecil," tambah Parewe.
Untuk jurusan IPA, Makassar juga menjadi daerah dengan tingkat pengulangan tertinggi dengan 724 peserta. Disusul Maros dengan 237 peserta, Gowa 217 orang, dan Bone Bone 187 peserta. Sedangkan Luwu Utara hanya tujuh siswa dan Luwu Timur sembilan siswa yang harus mengulang.
Sedangkan dari 279 siswa jurusan bahasa yang dinyatakan tidak lulus UN utama terbanyak berada di Takalar dengan 49 siswa, disusul Maros 40 siswa dan Sidrap 39 peserta.
Jangan Panik
Dinas Diknas Sulsel juga mengimbau orangtua peserta didik untuk tidak panik jika tidak lulus dalam UN utama. "Kami berharap tidak usah panik. Persiapkan diri dengan baik sebelum ujian ulangan. Betul-betul kembali mempersiapkan diri dengan baik. Misalnya dengan menjawab soal-soal maupun belajar materi pengulangan," tambah Parewe.
Selaku Panitia UN Tingkat Provinsi, pihaknya memberi target kelulusan tahun 2010 bisa mencapai 97 persen dari tahun kemarin 93 persen. Karena siswa tetap diberi kesempatan besar dengan adanya UN ulangan.
Paket C
Mereka yang tidak lulus UN utama maupun ulangan karena tidak mencapai nilai rata-rata kelulusan masih memiliki alternatif terakhir untuk mendapatkan ijazah kelulusan.
Melalui jalur pendidikan nonformal atau jalur pendidikan luar sekolah dengan mengikuti ujian kesetaraan Paket C. Bagi mereka yang akan mengikuti ujian paket C harus melalui proses pindah jalur pendidikan.
"Tidak bisa serta merta ikut saja. Harus mengikuti peraturan yang berlaku pada jalur pendidikan non formal dengan mendaftar pada salah satu lembaga Paket C seperti lembaga kursus, PKBM, maupun kelompok belajar masyarakat," jelasnya.
Mereka kemudian didaftar melalui daftar nominasi untuk mengikuti ujian kesetaraan Paket C.
Menurutnya, ijazah paket C setara dengan SMA maupun MA yang diatur melalui keputusan presiden (Keppres) dan Peraturan Menteri (Permen) mengenai keabsahannya. Legalitas ijazah paket disetarakan dan bisa dipergunakan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Bisa dipergunakan untuk berbagai kepentingan lainnya yang memerlukan ijazah. Mendaftar pegawai negeri sipil (PNS), TNI-Polri, menjadi calon bupati, sampai Anggota DPR, sama dengan ijazah kelulusan UN. "Jangan sampai ada yang meremehkan ijazah Paket C karena legilatisnya sama. Ini yang ingin kami luruskan persepsi tersebut jangan sampai ada," lanjutnya.
Makassar
Sebanyak 11.948 siswa SMA baik negeri dan swasta di Makassar ikut UN tahun ini. Sebanyak 10.775 siswa atau 90,18 persen dinyatakan lulus. Sisanya 1.173 siswa terpaksa mengikuti pengulangan UN karena dinyatakan tidak lulus pada UN yang digelar kemarin.
Sementara itu, tingkat kelulusan di SMK negeri Makassar anjlok. Dari total 1.623 peserta UN, hanya 845 (52,06 persen) yang lulus. Sisanya 778 (48,04 persen) tidak lulus.

UN Ulangan 10-14 Mei

SETELAH pengumuman ujian nasional (UN) tahap pertama, Dinas Pendidikan Kota Makassar kembali bersiap menggelar UN tahap kedua yang rencananya digelar 10-14 Mei nanti.
"Saya perlu jelaskan ini bukan UN susulan. Ini adalah pengulangan UN untuk siswa-siswi yang tidak mencapai target pada UN kemarin," kata Kepala Seksi Kurikulum dan Pendidikan Menengah Diknas Makassar, Suwardi, usai penyerahan nama-nama siswa yang lulus di SMK 6 Makassar, Jl Landak Baru, Makassar, Minggu(25/4).
Kepala Dinas Pendidikan Makassar, Mahmud BM, berharap angka kelulusan peserta didik setelah pengulangan UN bisa mencapai 98 persen.
Diknas sementara menunggu daftar nama-nama siswa yang mengikuti pengulangan UN dari sekolah. Dari hasil pengumuman UN, untuk tingkat SMA, sebanyak 11.948 siswa SMA baik negeri dan swasta ikut UN tahun ini.
Sebanyak 10.775 siswa atau 90,18 persen dinyatakan lulus. Sisanya 1.173 siswa terpaksa mengikuti pengulangan UN karena dinyatakan tidak lulus pada UN yang digelar 22-24 Maret lalu.
Diknas dalam waktu tiga hari ke depan baru akan menetapkan lokasi UN bagi siswa yang tidak beruntung. "Bisa jadi lokasi ujiannya bukan di sekolah yang bersangkutan," lanjut Suwardi.
Penempatan lokasi berdasarkan rayon. Makassar dibagi ke dalam 35 rayon. Sekolah yang berdekatan ditempatkan dalam satu rayon untuk memudahkan koordinasi.
Ijazah
Secara umum, tidak ada perbedaan ijazah antara siswa yang mengikuti pengulangan UN dan yang tidak. Suwardi menyatakan, siswa yang lulus UN Maret lalu hanya memiliki satu rekap nilai.
"Sementara yang ikut pengulangan UN memiliki dua nilai. Satu nilai UN yang pertama dan nilai pengulangan UN. Tapi secara umum tidak ada perbedaan," kata Suwardi. (cr8/sur/axa)


3 Mei, Pengumuman UN SMP
PENGUMUMAN hasil ujian nasional (UN) tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiah (MTs) rencananya diumumkan 3 Mei mendatang. Sebanyak 20.909 siswa ikut UN.
Ketua Panitia UN Makassar, Ismundar, optimistis angka kelulusan tingkat SMP lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
Tahun lalu, hasil UN SMP Makassar hanya berada di urutan ke-19 di Sulsel. Dari total 18.734 siswa, sebanyak 5.639 (30 persen) dinyatakan tidak lulus.

Jumat, 05 Juni 2009

Detik-detik Pengumuman Ke lulusan Siswa SMA/SMK

Tidak banyak berkata tidak banyak berbicara bahwasanya seluruh remaja SMA/SMK menanti detik-detik ke lulusan yang kemungkinan banyak suasana haru dan senang maupun bangga. Semoga UAN bisa berjalan seterusnya dengan meningkatkan kualitas pendidikan. KUalitas pendidikan tidak hanya di tinjau dari segi pendididk dan siswa tetapi juga kurikulum. Tidak sedikit dari tahun ke tahun perubahan kurikulum selalu terjadi di segala golongan tidak hanya siswa SMA/SMK, SMP dan SD. Mungkin memang perubahan kurikulum perlu di lakukan tetapi tidak hanya dengan berubahnya kurikulum tugas selesai. Karena tidak jarang seringnya terjadinya perubahan kurikulum membuat siswa bingung. Harus mulai dari yang mana dan materi pelajaran apa saja yang sesuai sebagai kontrol dalam menghadapi UAN.

Rabu, 29 April 2009

Kemana Setelah Lulus SMA/SMK ?


Setelah kemarin selama 3 hari yaitu tanggal 20, 21 dan 23 April mengikuti Ujian Nasional mungkin dalam benak para siswa bertanya apa yang akan dilakukan setelah lulus nanti.

Kebingungan ini bukanlah menjadi hal biasa terjadi bagi mereka yang baru lulus sekolah. Karena kebanyakan dari mereka belum tahu arah yang pasti setelah mereka lulus nanti. Mungkin yang dari SMK yang sudah dipersiapkan dengan ketrampilan kebanyakan pingin kerja (tapi tentunya juga ada yang pingin meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi lagi). Dan bagi mereka yang dari SMU kebanyakan dari mereka meneruskan ke jenjang perguruan tinggi.

Satu yang perlu diketahui sebelum mengambil jurusan bagi mereka yang akan meneruskan ke perguruan tinggi, cermatilah dahulu atau bagaimana prospek kedepan dari jurusan yang diambil. Jangan karena ajakan temannya atau istilah jawanya manut grubyuk mengikuti temannya. Banyaklah bertanya atau menta saran atau juga minta nasehat dari orang tua, kakak, guru atau orang yang sudah mengenyam pedidikan di jenjang perguruan tinggi. Hal itu sebagai masukan dan pertimbangan dalam memilih jurusan yang akan diambil.

Sekali lagi buat para siswa-siswa jangan sampai salah ambil jurusan atau salah langkah karena semua itu juga akan menentukan masa depan kalian. Carilah informasi yang sebanyak-banyaknya, bisa melalui internet atau media yang lainnya.

Sabtu, 18 April 2009

Pengawasan UN Ditingkatkan

Pengawasan pelaksanaan ujian nasional 2007/2008 untuk tingkat SD, SMP, dan SMA serta yang sederajat akan terus ditingkatkan guna mencegah terjadinya kecurangan. Pengawasan ini akan melibatkan pemantau independen dari kalangan perguruan tinggi yang mulai diadakan sejak tahun lalu.
”Jangan sampai pelaksanaan ujian nasional (UN) dinodai kecurangan-kecurangan. Semuanya harus sesuai dengan prosedur operasi standar (POS) UN yang sudah disosialisasikan ke daerah- daerah,” kata Sekretaris Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Furqon di Jakarta, Senin (24/3).
Furqon mengatakan, kehadiran tim pemantau independen di sekolah-sekolah yang berasal dari perguruan tinggi termasuk salah satu elemen pengawas yang diandalkan untuk bisa melaporkan pelaksanaan UN sesuai dengan POS atau tidak. Minimal di setiap sekolah ada satu pemantau independen yang melaporkan proses pelaksanaan UN di tempat dia bertugas.
Selain itu, kata Furqon, tahun ini ada tambahan dana transportasi bagi pengawas sehingga diharapkan bisa memantau hingga ke daerah-daerah yang sulit dijangkau. Namun, Furqon tidak merinci besarnya dana pengawasan yang dialokasikan untuk pelaksanaan UN tahun ini.

MEMBOCORKAN JAWABAN SOAL

Pelaksanaan UN dimulai di tingkat SMA atau sederajat tanggal 22-24 April dengan enam mata pelajaran dan SMP atau sederajat tanggal 5-8 Mei dengan empat mata pelajaran. Adapun untuk SD atau sederajat 13-15 Mei dengan tiga mata pelajaran.
Dari hasil investigasi Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), tahun lalu memang ada kecurangan pelaksanaan UN yang dilakukan pihak sekolah dengan membocorkan jawaban soal-soal UN. Depdiknas menginvestigasi sebanyak 37 kasus pelanggaran UN, yang sebagian besar berupa penyimpangan POS UN.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Depdiknas Burhanuddin Tolla secara terpisah mengatakan, mengenai dugaan kecurangan dalam pelaksanaan UN, sebenarnya Puspendik sudah bisa memetakan sekolah- sekolah yang diduga tidak jujur dalam pelaksanaan UN. Penilaian itu bisa dilihat dari perhitungan mengenai hubungan kelulusan, prestasi belajar, dan koefisien obyektivitas.
”Saat melaksanaan UN tahun lalu, kami sudah minta BSNP untuk mengawasi ribuan sekolah yang diduga melakukan kecurangan dalam UN. Memang ada yang terbukti. Sayang Mendiknas belum mengizinkan data-data sekolah yang diduga curang itu dipublikasikan secara luas,” kata Burhanuddin.

KELULUSAN DIBATALKAN

Ujian akhir sekolah berstandar nasional tingkat SD dan UN tahun 2008 diperkirakan diikuti sekitar 10 juta siswa, meliputi 5 juta siswa tingkat SD/MI, 3 juta siswa SMP/sederajat, dan 2 juta siswa SMA/sederajat.
Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo berjanji akan menindak keras pihak-pihak yang melakukan kecurangan dalam pelaksanaan UN. Sanksi yang lebih tegas ini dalam upaya pembelajaran kepada masyarakat bahwa lulus dan tidak lulus dalam evaluasi di sekolah merupakan hal yang lumrah.
Bambang mengatakan, jika kecurangan itu dilakukan oleh peserta, kelulusan siswa bisa dibatalkan. Seandainya guru terlibat, pihaknya meminta pemerintah daerah untuk memberi sanksi keras hingga pemecatan. Mendiknas merasa yakin penambahan mata pelajaran dalam UN tidak akan mengurangi jumlah lulusan.

Sumber: (ELN)/Kompas.com